Contoh Soal UTS

1. Perbedaan Inovasi, Invensi, dan Discovery + Contohnya

IstilahPengertianContoh
InovasiProses menciptakan pembaruan atau peningkatan dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya agar lebih efisien, praktis, atau bernilai guna lebih tinggi.Telepon pintar (smartphone) adalah inovasi dari telepon seluler biasa.
InvensiProses menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, biasanya hasil dari riset atau eksperimen ilmiah.Penemuan bola lampu pijar oleh Thomas Alva Edison.
Discovery (Penemuan Alamiah)Proses menemukan sesuatu yang sudah ada di alam, tetapi belum pernah diketahui manusia sebelumnya.Penemuan gravitasi oleh Isaac Newton atau penemuan bakteri oleh Antonie van Leeuwenhoek.

Kesimpulan singkat:

  • Discovery = menemukan sesuatu yang ada di alam.

  • Invensi = menciptakan sesuatu yang baru.

  • Inovasi = mengembangkan sesuatu yang sudah ada.


2. Kesalahan dalam Tinjauan Pustaka

Paragraf asli:

Andrian Kristianto, Iwan Setiawan, dan Sumardi (2012) membuat sebuah model tambak udang menggunakan metode ANN. Objek yang diteliti adalah pH air tambak yang dalam penelitiannya dianggap dapat mempengaruhi daya hidup udang, sementara itu tidak hanya pH air yang menjadi tolak ukur kualitas air tambak udang, kadar oksigen terlarut juga memiliki peran penting dalam menjaga kualitas air tambak (Annisa, 2014). Sedangkan, Goib Wiranto & I Dewa Putu Hermida (2010) membuat sebuah rancang bangun kendali cerdas kincir air pada tambak udang sekaligus dapat dipantau menggunakan metode ANFIS sebagai sistem kontrol kincir air tambak udang. Sistem yang dibuat memiliki komponen utama, yaitu sebuah data logger yang memiliki fitur sms gateway berbasis jaringan GSM, dan dua komponen sensor yang digunakan untuk mengukur parameter DO dan PH.

Kesalahan yang ditemukan:

  1. Keterpaduan antar kalimat lemah
    Kalimat pertama hingga terakhir tidak mengalir secara logis (tidak ada transisi atau hubungan antar penelitian).

    đź”§ Perbaikan: Gunakan kata penghubung seperti “Sementara itu”, “Berbeda dengan penelitian tersebut”, “Selain itu”, atau “Penelitian lain oleh…” untuk memperjelas hubungan antar penelitian.

  2. Campuran fakta penelitian dan opini penulis tanpa pemisahan jelas
    Contohnya pada kalimat:

    “…sementara itu tidak hanya pH air yang menjadi tolak ukur… kadar oksigen terlarut juga memiliki peran penting…”
    Kalimat ini merupakan analisis penulis, tapi tidak diberi penanda seperti “menurut penulis” atau “berdasarkan literatur lain”.

    đź”§ Perbaikan:
    Pisahkan hasil penelitian dan pendapat penulis. Misal:
    “Berdasarkan penelitian Annisa (2014), kadar oksigen terlarut juga mempengaruhi kualitas air tambak udang.”

  3. Penulisan nama peneliti tidak konsisten
    Ada “Andrian Kristianto, Iwan Setiawan, dan Sumardi (2012)” serta “Goib Wiranto & I Dewa Putu Hermida (2010)” — penggunaan “dan” serta “&” tidak konsisten.

    đź”§ Perbaikan:
    Gunakan satu gaya konsisten, misalnya gaya APA:
    “Goib Wiranto dan I Dewa Putu Hermida (2010)…”

  4. Tata bahasa dan struktur kalimat terlalu panjang
    Ada kalimat dengan lebih dari 40 kata dalam satu kalimat. Ini menyulitkan pembaca memahami isi tinjauan pustaka.

    đź”§ Perbaikan:
    Pisahkan menjadi dua atau tiga kalimat yang lebih singkat dan jelas.

Contoh perbaikan singkat:

Andrian Kristianto, Iwan Setiawan, dan Sumardi (2012) mengembangkan model tambak udang menggunakan metode ANN dengan fokus pada pengaruh pH air terhadap daya hidup udang. Sementara itu, Annisa (2014) menambahkan bahwa kadar oksigen terlarut juga merupakan indikator penting dalam menjaga kualitas air tambak. Penelitian lain oleh Goib Wiranto dan I Dewa Putu Hermida (2010) merancang sistem kendali cerdas kincir air pada tambak udang menggunakan metode ANFIS. Sistem tersebut dilengkapi dengan data logger berbasis GSM yang memiliki fitur SMS gateway serta dua sensor utama untuk mengukur parameter DO dan pH.


3. Kegunaan Latar Belakang, Perumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian

BagianKegunaan / Fungsi
Latar BelakangMenjelaskan alasan mengapa penelitian dilakukan. Berisi kondisi nyata di lapangan, kesenjangan yang ada, dan pentingnya masalah yang diteliti.
Perumusan MasalahMenyatakan secara spesifik apa yang akan diteliti. Biasanya dalam bentuk pertanyaan penelitian yang ingin dijawab.
Tujuan PenelitianMenjelaskan apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Biasanya sejajar dengan perumusan masalah, tetapi dalam bentuk pernyataan (bukan pertanyaan).

Contoh sederhana:

  • Latar belakang: Banyak siswa kesulitan memahami materi fisika.

  • Perumusan masalah: Bagaimana pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap pemahaman konsep fisika siswa?

  • Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap pemahaman konsep fisika siswa.


4. Analisis Rumusan Masalah yang Diberikan

“Rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah membangun sebuah sistem yang dapat melakukan opinion mining terhadap sejumlah resensi mengenai video games menggunakan SVM.”

Kesalahan:

  1. Berbentuk pernyataan, bukan pertanyaan.
    Rumusan masalah seharusnya menyatakan pertanyaan penelitian, bukan tujuan atau kegiatan.

    ❌ “Rumusan masalah adalah membangun sistem…”
    âś… “Bagaimana cara membangun sistem…?”

  2. Mengandung unsur kegiatan (kata kerja tindakan)
    “Membangun sistem” adalah aktivitas penelitian, bukan masalah yang perlu dijawab.

  3. Terlalu sempit dan langsung ke solusi (SVM)
    Seharusnya rumusan masalah memuat masalah utama terlebih dahulu (misal: kesulitan menganalisis opini pengguna), bukan langsung ke metode.

Saran perbaikan:

“Bagaimana membangun sistem yang dapat melakukan opinion mining terhadap sejumlah resensi video game menggunakan metode Support Vector Machine (SVM)?”

Atau jika ingin lebih komprehensif:

“Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sistem opinion mining terhadap resensi video game menggunakan metode Support Vector Machine (SVM) untuk mengklasifikasikan opini positif dan negatif?”


Panduan Analisis Karya Tulis Ilmiah

Untuk menganalisis karya tulis (abstrak, latar belakang, dan lainnya), fokuslah pada koherensi, kelengkapan, dan dukungan argumen terhadap masalah penelitian.


1. Menganalisis Kualitas Abstrak

Abstrak yang Baik (Kriteria Kelengkapan)Abstrak yang Tidak Baik (Indikasi Kekurangan)
Menyajikan masalah (gap) dengan jelas: Mengapa penelitian ini penting? (Misalnya, metodologi tradisional mengabaikan sifat dinamis emosi, seperti yang dijelaskan Liapis et al.)Tidak jelas tentang masalah inti atau motivasi penelitian (gap).
Menyebutkan metodologi novel (solusi): Bagaimana masalah dipecahkan? (Misalnya, menggunakan DEE yang memodelkan emosi sebagai deret waktu).Terlalu bertele-tele atau terlalu umum (tidak lebih dari 250 kata, harus padat).
Menyajikan hasil utama dan kontribusi yang signifikan: Mencapai skor metrik tinggi (misalnya, akurasi F1) dibandingkan baseline, memvalidasi metode pada bahasa baru (misalnya Bahasa Indonesia).Melewatkan hasil temuan kunci atau klaim yang terlalu umum (“hasilnya bagus”) tanpa menyebutkan metrik evaluasi yang digunakan (misalnya F1-score, MCC, Kappa).

2. Mengetahui Kualitas Karya Tulis yang Tidak Baik (Red Flags)

Ketika menganalisis bagian Latar Belakang atau bagian lain dari sebuah makalah, perhatikan tanda-tanda berikut:

Bagian Karya TulisIndikasi Kualitas BurukKeterangan Analisis
Latar Belakang / Tinjauan PustakaTidak ada alur logis/kronologis. Argumen tidak mengarah langsung ke rumusan masalah.Gagal membangun gap penelitian yang kuat.
Latar Belakang / Tinjauan PustakaMengandalkan sitasi tidak dari sumber asli tanpa alasan mendesak.Sitasi sekunder hanya diperbolehkan dalam keadaan terpaksa (sumber asli sangat sulit ditemukan).
Gaya Bahasa dan RetorikaPenggunaan kata ganti orang atau kalimat aktif yang berlebihan (misalnya, “Kami melakukan penelitian ini…”)Melanggar kaidah penulisan baku; harus menggunakan kalimat pasif.
Gaya Bahasa dan RetorikaPenggunaan kata hubung (“maka”, “sehingga”, “sedangkan”) sebagai awal kalimat.Melanggar kaidah tata bahasa baku Indonesia.
Landasan TeoriHanya berupa daftar definisi dan teorema yang terpisah-pisah.Kurangnya alinea penyambung yang membuat alur isi tidak jelas.
MetodologiProsedur eksperimen/kerja yang tidak jelas atau tidak lengkap (misalnya, tidak menyebutkan kualitas bahan, merk peralatan, atau kondisi pengoperasian).Membuat penelitian sulit direproduksi atau divalidasi.
Hasil dan PembahasanKlaim temuan ilmiah yang terlalu besar (grandiose claims) yang tidak didukung data.Merupakan ciri-ciri yang harus dihindari oleh calon ilmuwan.
Hasil dan PembahasanTabel atau gambar tidak mandiri (pembaca harus mencari informasi seperti satuan atau kondisi eksperimen di dalam teks).Menyebabkan kesulitan interpretasi bagi pembaca.

Catatan Tambahan

  • Abstrak harus ringkas (≤250 kata), padat informasi, dan mewakili keseluruhan isi penelitian.
  • Hindari klaim berlebihan tanpa bukti kuantitatif.
  • Gunakan struktur logis dari latar belakang hingga kesimpulan agar pembaca mudah memahami kontribusi penelitian.

Tips:
Saat menilai karya tulis, gunakan tiga prinsip utama:

  1. Koherensi: Alur logis antarbagian.
  2. Kelengkapan: Semua komponen utama (masalah, metode, hasil).
  3. Kredibilitas: Dukungan teori dan data yang valid.